Pengembangan kompetensi peserta didik Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) merupakan kunci penting dalam menghasilkan guru yang profesional, siap menghadapi tantangan dinamis dalam dunia pendidikan, serta mampu menerapkan metode pengajaran yang inovatif dan teknologi terkini untuk meningkatkan kualitas guru. sedang belajar. Peningkatan kompetensi ini juga penting untuk memastikan mereka tidak hanya menguasai materi akademik saja, namun juga memiliki jiwa kepemimpinan dan etika profesi yang tinggi, sehingga mampu membentuk generasi penerus bangsa yang berdaya saing global.
Hal itulah yang mendorong Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menyelenggarakan Pembinaan dan Pendampingan Keterampilan Praktik Lapangan (PPL) Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan (PPG) tahun 2023 dan 2024. Acara ini berlangsung selama satu hari di Teater DOME UMM pada Rabu, 17 Juli 2024, diikuti oleh 515 mahasiswa dari 19 rombel Prajabatan PPG tahun ajaran 2023 dan 2024.
Kegiatan dibuka dengan Laporan Kaprodi PPG, Dr. Iin Hindun, M.Kes yang menekankan pentingnya program pembinaan dan pendampingan dalam membekali mahasiswa PPG dengan keterampilan yang diperlukan dalam praktik mengajar. “Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan wawasan dan keterampilan baru bagi para calon guru agar siap menghadapi tantangan dalam dunia pendidikan,” ujarnya.
Selanjutnya para peserta mengikuti sesi sharing yang dimulai oleh Dr. Basuki Agus Priyana Putra, M.Pd., yang membawakan tema “Membangun dan Mengembangkan Jaringan Pembelajaran: Best Practice Penerapan PPL di Sekolah”. Pada sesi ini, Dr. Basuki menjelaskan, jaringan pembelajaran mencakup tiga aspek utama, yaitu teori, regulasi, dan implementasi. “Jaringan pembelajaran tidak hanya sekedar berbagi ilmu, tetapi juga menciptakan sinergi antar berbagai komponen pendidikan untuk mencapai hasil yang lebih baik,” kata Kepala SMA Negeri 1 Kota Malang.
Dr. Basuki juga menggarisbawahi pentingnya pengembangan strategi jaringan pembelajaran dengan memperhatikan titik awal, penetapan tujuan, orientasi komponen (diri sendiri, orang lain, dan lembaga/lingkungan), media jaringan pembelajaran, dan pencapaian hasil. Pendekatan ini, menurutnya, akan membantu dalam mengembangkan hubungan yang kuat dan produktif di lingkungan pendidikan.
Selain sesi dari Dr. Basuki, acara ini juga menghadirkan berbagai materi dari narasumber internal UMM. Dr. Nurwidodo, M.Kes membahas mengenai penyusunan modul pengajaran, sedangkan Bayu Hendro Wicaksono, Ph.D memberikan materi tentang Etika Profesi Guru. Fahdian Rahmandani, M.Pd., memaparkan implementasi kurikulum nasional dalam program PPG, dan Prof. Dr. Abdulkadir Rahardjanto memperkuat karakter Islam dan Muhammadiyah. Dr. Sugiarti, M.Si., memaparkan strategi penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilanjutkan oleh Dr. IIn Hindun, M.Kes yang memaparkan pelaksanaan PTK. Materi terakhir disampaikan oleh Prof. Dr. Trisakti Handayani, MM., yang membahas tentang Guru Baru Indonesia yang Berdaya Saing Global.
Dalam pemaparannya, Prof. Trisakti menggarisbawahi pentingnya beradaptasi dengan pesatnya perkembangan zaman di bidang teknologi, sosial, dan lingkungan. “Mahasiswa prajabatan PPG sebagai calon guru profesional harus memiliki keterampilan unggul agar mampu bersaing secara global. Kompetensi yang harus dikuasai antara lain teknologi dan bahasa asing,” kata Prof. Trisakti. Hal ini juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam pendidikan, seperti Internet of Things, AR/VR, dan AI, serta fokus pada pencapaian kompetensi siswa di era Society 5.0.
“Kita tidak bisa hanya menjadi penonton, tapi harus menjadi pemain dalam mengatasi kompleksitas permasalahan dunia. Kita adalah warga negara global, kewarganegaraan global , yang harus siap berkontribusi,” tambah Prof. Trisakti.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan diskusi interaktif, dimana para peserta mendapat kesempatan untuk bertanya dan berbagi pengalaman. Salah satunya, Kristiana, mahasiswa PPG Bidang Studi PGSD, merupakan seorang non-Muslim yang sangat terkesan dengan pelaksanaan PPG di UMM. “Meskipun saya minoritas, saya tidak merasa berbeda. Saya dipeluk seperti keluarga. UMM tidak hanya memberikan fasilitas PPG dan kualitas pembelajaran yang luar biasa, namun juga memberikan wajah toleransi yang sesungguhnya,” ujarnya.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan mahasiswa Prajabatan PPG UMM dapat menjadi guru yang tidak hanya berkompeten dan profesional, namun juga siap bersaing di tingkat global. (*fd)
Sumber : FKIP UMM