Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjadi pelaksana Program Pendidikan Guru (PPG) dengan indeks kelulusan paling banyak.
Hal itu dikatakan Sekretaris Menteri Agama (Menag) Muhammad Sidik Sisdiyanto, S.Ag., M.Pd. dalam Pengukuhan dan Pengambilan Sumpah Profesi PPG dalam Jabatan Bagi Guru Madrasah Kementrian Agama, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMM, pada 20 Mei 2023.
Ada 482 mahasiswa yang berhasil lulus dari berbagai bidang seperti biologi, bahasa Inggris,Bahasa Indonesia, PPKN dan lainnya.
Sidik menegaskan bahwa guru merupakan garda terdepan dalam pendidikan. Bukan hanya melakukan transfer ilmu saja, namun juga harus menjadi contoh bagi para anak didik. Mengingat teknologi saat ini tidak dapat memberikan pendidikan akhlak secara komprehensif layaknya seorang guru. “Saat menemui masalah atau pertanyaan sulit, anak-anak sekarang cenderung langsung mencarinya di Google. Namun kecanggihan itu belum bisa memberikan pembelajaran akhlak. Di sinilah peran strategis guru yang harus selalu membimbing mereka,” ungkapnya.
Sidik juga mengingatkan, guru memang harus mampu membawa nilai-nilai profetik dalam mendidik anak-anak. Dia juga memberikan sederet pesan yang dikutip dari KH Ahmad Dahlan. Salah satu kriteria guru yang kompeten adalah mereka yang mampu menguasai proses belajar dan mengajar dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif dan optimal.
Dalam kesempatan yang sama, hadir pula Sekretaris Panitia Nasional PPG Kemenag RI Dr. Mustofa Fahmi, M.Ed. Mustofa menjelaskan bahwa ada sekitar 831 ribu guru aktif di madrasah. Sayangnya, masih ada 49 persen atau 431 ribuan guru yang belum tersertifikasi. Maka, peserta PPG yang sudah menyelesaikan program patut bersyukur bisa masuk dan mengikuti PPG di UMM.
Saat ini, ada empat fokus utama yang dikembangkan dalam upaya meningkatkan kompetensi guru oleh Kemenag. Yakni peningkatan kompetensi, peningkatan kualifikasi, dan peningkatan karir. Pun dengan peningkatan di aspek kesejahteraan guru.
Fahmi juga berpesan agar lulusan PPG tetap mengedepankan misi kebaikan serta mengoptimalkan ilmu yang didapat selama menjalani program.
“Saya ucapkan selamat dan sukses. Kalau sebelum PPG siswa-siswa beristighfar saat bapak dan ibu masuk kelas, maka sekarang insyaallah mereka akan mengucap alhamdulillah karena bapak ibu merupakan guru-guru terbaik dan profesional,” katanya.
Sementara itu, Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. mengatakan bahwa bonus demografi Indonesia diprediksi akan berakhir pada 2038. Maka, perlu adanya upaya masif untuk memanfaatkan momen tersebut dan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia.
“Saat berbicara mengenai SDM, sudah barang tentu larinya akan ke pendidikan dan guru. Sehingga bapak dan ibu memiliki tanggungjawab mengembangkan SDM yang memiliki cerdan dan berkompeten melalui didikan yang baik dan benar,” tegasnya.
Hal serupa juga dikatakan dekan FKIP UMM, Dr. Trisakti Handayano, M.M. Ia mengatakan bahwa artificial intelligence (AI) sudah meluas. Banyak sektor yang memanfaatkan AI dan bahkan manusia mulai tergantikan. Termasuk di dalamnya bidang pendidikan dan pengajaran.
“Apakah peran guru akan tergilas? Hal yang bisa kita lakukan adalah dengan bermintra, merangkul, serta memanfaatkan teknologi untuk mengatasi problem pendidikan yang sedang kita hadapi,” pungkas Trisakti. (*)