Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali mengadakan Pengukuhan dan pengambilan sumpah profesi guru. Acara ini diselenggarakan pada Rabu (10/03) secara luring di Aula BAU UMM dan secara daring pada kanal Zoom serta Youtube FKIP UMM. Pada yudisium kali ini, prodi Pendidikan Profesi Guru (PPG) mengukuhkan 524 wisudawan dengan 39 wisudawan hadir secara luring di UMM.
Rektor UMM, Dr. Fauzan M.Pd., mengatakan para wisudawan pasti akan menghadapi banyak permasalahan karena seorang pendidik bertugas membentuk manusia. Namun yang dibentuk bukan hanya fisik, melainkan kepribadian seseorang. Karena hal tersebut, menjadi seorang guru memerlukan suatu komitmen yang kuat.
“Saya ingin menekankan bahwa menjadi guru adalah panggilan jiwa. Panggilan ini juga memerlukan suatu komitmen yang kuat karena profesi pendidik selalu berhubungan dengan wilayah psikologis,” ungkap Fauzan.
Ia juga mendoakan seluruh peserta yang mengambil sumpah saat itu mampu menjadi guru idola. Baik oleh para murid maupun rekan seprofesi ketika bekerja nanti. “Ciri guru idola adalah seluruh ekosistem menyambutnya dengan gembira. Lingkungan di mana ia berada juga menjadi nyaman. Orang tersebut terus mengayomi dan teguh dalam pendirian. Jika ia keluar dari lingkungan tersebut, ia akan ditangisi. Ini merupakan ciri guru yang baik,” tambahnya.
Sementara itu, Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes. mengatakan bahwa persentase kelulusan prodi PPG UMM menempati peringkat ketujuh terbaik se-Indonesia. “Persentase kelulusan PPG di Indonesia adalah 52% sementara persentase kelulusan PPG UMM mencapai 70%. Ini semua berkat kerja keras dan sinergi yang baik antara para wisudawan dan tenaga pendidik,” kata Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) tersebut.
Poncojari kembali mengungkapkan keikutsertaan para wisudawan sebagai guru profesional akan menjadi berkah tersendiri. Tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi bangsa. Ini juga merupakan salah satu upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan mencetak guru yang baik.
“Saya berpesan agar para wisudawan dapat menerapkan lima belas poin kebaikan ini ketika nanti mulai mengabdi di dunia pendidikan. Lima belas hal ini meliputi doa, Ikhtiar, tawakal, meningkatkan keterampilan komunikasi, menerapkan critical thinking, kreativitas, dan kolaborasi. Kita juga harus bersikap adaptif, unik, dan interaktif. Terakhir, kita harus bekerja keras, cerdas, mawas, ikhlas, dan tuntas,” pesan Poncojari. (syi/wil)